Alih alih seperti detektif
kalian terlalu aktif menganalisis permasalahan orang lain, yg sejatinya itu
personal dan tidak semua bisa adaptif dengan apa yg kalian lakukan itu.
Apalagi itu semua masih
bersifat asumtif dan masih menduga duga. Oh my gosh dude, fvck this mindshit.
I don’t give fvck with your
think about me, do what you want to do asal itu tak menyakiti dan mengusik
sekitarmu and me too.
Masih sering saya herankan dan temukan, kok masih ada
manusia seperti ini. Entah apa yg mendasari perbuatan ini, apakah iri, benci,
dan apakah kalian histrionik, sebuah
gangguan kepribadian yg menyebabkan merasa tidak nyaman jika dirinya tidak
diperhatikan dan akan sangat ekstrem jika mencari perhatian.
Sebagai
contohnya ambil saja seperti kasus artis yg biasa tampil di tv atau public figure
lainya.
Lihat saja jika mereka beraksi
diatas panggung dengan skill yg mereka kuasai, Nampak biasa saja kan dan juga
banyak kok yg suka dan bisa menikmati. Segala puji mereka terima, prestasi pun
diukirnya.
Namun lain cerita jika mereka melakukan kesalahan baik
itu kecil ataupun besar dan diketahui public. Orang yg tadinya menikmati dan
memuji beralih mencaci, padahal kesalahan yg dilakuan itu tidak ada dampak
untuk sang pencaci. Kolom komentar sosial media si artis sekejap berubah
menjadi sebuah kolom dimana mereka para haters
meluapkan semua emosi mereka dan kekesalan mereka tanpa mereka sadari yg
mereka lakukan itu sia sia untuk dirinya. Mereka tak mengerti dan membuang
energinya dengan sia, yg harusnya ia gunakan dengan menyebar kebaikan dan
mebenarkan kesalahan itu dengan menambah kesalahan bahkan dosa untuk ia sendiri.
Begitu
juga dengan kehidupan yg saya rasakan sehari hari.
Lingkungan sudah semakin tak
waras, ajang unjuk prestasi bukan lagi diatas kertas. Mereka bebas, bebas
berpendapat seenak jidat bersamaan hilangnya akal sehat.
Yoo bruh, it’s wondered to me.
Nobody perfect in the planet, Adam too and especially u.
If I’m hit a little mistake
maupun itu tentang dosa, pahala dan itu sama sekali tak ada sangkut pautnya
dengan diri kalian lantas kenapa harus mempermasalahkan ini semua. Ataupun jika
saja itu semua membuat kalian merasa tidak nyaman, coba ingatkan saya, tegur
saya dengan cara sebagaimana manusia memperlakukan sesama untuk harapan agar menjadi
pribadi yg baik bersama. Dan harusnya kita semua tau dan mengerti jika bahwa
semua manusia telah berbuat dosa dan telah gagal mencapai kemulaian-Nya, tanpa
menutup kemungkinan untuk menebus kesalahan dan menggantinya dengan kebaikan
serta saling mengingatkan dengan penuh kenan dan perhatian tanpa adanya sedikitpun
intoleran.
Jika
kita menarik lebih jauh kebelakang untuk kita yg pernah merasa bersalah,
terlihat jika umumnya manusia itu pintar sekali untuk mengoreksi kesalahan
orang lain tapi cukup lemah untuk mengoreksi kesalahan sendiri. Sekalipun kesalahan
itu datang dari diri kita sendiri, berusahalah kita dengan cepat
menyembunyikanya. Seperti anak sma yg hamil diluar nikah, benar saja mereka
berusaha menutupi itu semua awal awal dengan cara membohongi orang tua mereka. Namun
pasti itu tidak akan bertahan lama, takdir Tuhan akan tetap pada hakikatnya.
Tak
perlu lah kita berusaha keras menutupi kesalahan kita terhadap oranglain atau
kepada diri kita sendiri. Toh semua akan berbalik kepada diri kita sendiri,
tidak ada guna bersembunyi kita semua terawasi. Minta maaf ke sekitar yg
tersakiti lalu minta maaf pada diri sendiri, katakan jika ini yg terakhir dan
paling akhir. Dan selanjutnya berbenahlah, rawatlah dirimu dengan sifat baik
dari Tuhanmu, maka Tuhan juga senantiasa akan merawatmu.
Komentar
Posting Komentar